BACATODAY.COM – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat sinergi dalam upaya pencegahan radikalisme dan peningkatan literasi ideologi kebangsaan di lingkungan perguruan tinggi. Kolaborasi ini ditegaskan dalam audiensi yang berlangsung di Gedung Kemdiktisaintek, Selasa (6/5/2025).
Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, S.I.K., M.H., menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai benteng utama dalam membendung penyebaran ideologi kekerasan. Ia menggarisbawahi bahwa sinergi lintas kementerian merupakan kunci dalam menjaga stabilitas nasional dari ancaman ekstremisme.
“Mahasiswa adalah ujung tombak. Dari 44 ribu perguruan tinggi dan 90 juta mahasiswa, mereka adalah kelompok strategis yang harus dibekali wawasan kebangsaan. Kami siap berkoordinasi dengan BPIP dan PPA untuk memperkuat kurikulum kepribadian,” ujar Eddy.
Ia juga mengingatkan bahwa meskipun tidak ada serangan teror besar dalam tiga tahun terakhir, ancaman masih mengintai di bawah permukaan. Potensi gangguan dapat muncul sewaktu-waktu jika tidak diantisipasi secara serius.
“Kondisi zero attack bukan berarti kita aman sepenuhnya. Ancaman laten bisa muncul kapan saja jika ada pemicu. Maka pencegahan harus terus jadi prioritas,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., melihat masa orientasi mahasiswa baru sebagai momentum emas untuk membentuk kesadaran ideologis sejak awal. Ia menyebut dunia kampus sebagai ruang strategis dalam membentengi generasi muda dari penyimpangan ideologi.
“Kami ingin literasi kebangsaan diperkuat lewat kurikulum, pelatihan dosen, serta aktivitas kemahasiswaan. Ini penting agar dunia kampus bebas dari paham menyimpang dan bisa menjadi ruang yang inklusif,” ujar Brian.
Ia menekankan pentingnya pendekatan inovatif dalam mengajarkan ideologi bangsa agar mampu menjangkau generasi muda dengan cara yang relevan dan menarik.
“Kita perlu terobosan agar pembahasan soal Pancasila dan kewarganegaraan tidak terasa kaku. Bahkan bisa menjadi bahan diskusi yang membangkitkan rasa cinta tanah air di kalangan mahasiswa,” tandasnya.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan kampus sebagai benteng pertahanan ideologi dan tempat lahirnya generasi muda yang cerdas secara akademik dan teguh dalam nilai-nilai kebangsaan.
Pewarta: Rohim Alfarizi