10.000 Jamaah Padati Depok, Ziarah Akbar Peringati Warisan Ilmu Metafisika Tasawuf Syeikh Kadirun Yahya

Momen ziarah hari guru Sayyidi Syeikh Prof Dr H Kadirun Yahya. (ist)

BACATODAY.COM – Lebih dari 10.000 jamaah dari berbagai penjuru Nusantara hingga mancanegara memadati Surau Qutubul Amin Arco, Bojongsari, Depok, Jumat (20/6), dalam rangka peringatan Hari Guru Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Peringatan ini tidak sekadar menjadi acara ziarah akbar, namun juga menjadi ajang pelestarian warisan unik Syeikh Kadirun: ilmu metafisika eksakta tasawuf—perpaduan langka antara tasawuf, fisika, dan logika ilmiah.

Syeikh Kadirun Yahya (1917–2001), seorang ulama tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah dan profesor multidisipliner, dikenal luas karena terobosannya dalam mengilmiahkan pendekatan tasawuf melalui pendekatan eksakta seperti fisika, kimia, dan matematika. Warisan pemikiran dan praktik spiritualnya kini menjadi kajian akademis di berbagai lembaga, salah satunya Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh 175 peserta utama dari berbagai institusi seperti Alkah Dzikir dan Rumah Suluk Surau Baitul Jafar, Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), dan Program Studi Filsafat Metafisika UNPAB. Para ilmuwan, dosen, mahasiswa, serta jamaah tarekat hadir dalam balutan kebersamaan spiritual dan intelektual.

“Ziarah ini bukan sekadar penghormatan, tapi juga ekspresi cinta dan komitmen terhadap ajaran guru kami,” ujar Syeikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin, SH., MH., MBA., cucu dari Syeikh Kadirun sekaligus Ketua Rumah Suluk Baitul Jafar. Ia menegaskan bahwa Syeikh Kadirun adalah tokoh sufi Indonesia yang berhasil memformulasikan filosofi tarekat secara ilmiah dan mendunia.

Menariknya, Rektor UNPAB, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E., M.M., mengumumkan rencana pelaksanaan Seminar Internasional “Gebyar Hari Keputraan” 2026 di Jakarta sebagai tindak lanjut dari peringatan tahun ini. Seminar tersebut akan membedah kembali pemikiran-pemikiran besar Syeikh Kadirun yang telah menjadi rujukan dalam berbagai jurnal, tesis, hingga disertasi sejak era 1980-an.

“Pemikiran beliau telah menjadi diskursus lintas bangsa, dari ruang dzikir hingga ruang akademik. Ini menandakan bahwa tasawuf bisa dirumuskan, dibuktikan, dan dibawa ke level keilmuan tinggi,” ujar Dr. Isa.

Peringatan Hari Guru ini sekaligus mempertegas posisi tasawuf bukan hanya sebagai laku spiritual, namun juga sebagai warisan intelektual yang relevan dengan tantangan zaman modern. Di tengah era serba digital, pemikiran-pemikiran Syeikh Kadirun menjadi pengingat bahwa spiritualitas dan ilmu pengetahuan bisa berjalan beriringan. (rmp)