
BACATODAY.COM — Indonesia dan Vietnam memperkuat kolaborasi dalam penanggulangan terorisme melalui pertemuan ke-2 Joint Working Group on Counter Terrorism (JWG on CT) yang digelar di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Jakarta, Rabu (18/6/2025). Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari JWG pertama yang telah dilaksanakan pada Desember 2023 lalu.
Deputi Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, menyebut kerja sama bilateral yang dimulai sejak penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Desember 2022, terus diperkuat untuk menghadapi dinamika baru terorisme, termasuk ancaman di dunia maya dan penyebaran paham radikal melalui media sosial.
“Pertemuan ini tidak hanya sebagai forum bertukar pandangan, tetapi juga untuk menyusun langkah konkret ke depan—dari berbagi informasi intelijen, kerja sama antar-penegak hukum, hingga peningkatan kapasitas melalui program pelatihan,” ungkap Andhika dalam sambutannya.
Salah satu sorotan utama dalam diskusi adalah strategi kontra-radikalisasi melalui media sosial. BNPT menjelaskan upaya mereka dalam membangun kontra narasi terhadap ideologi kekerasan melalui program Duta Damai Dunia Maya, yang melibatkan lebih dari 1.000 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kami menggerakkan Pusat Media Damai dan para Duta Damai untuk menyebarkan pesan perdamaian sebagai tandingan terhadap propaganda kekerasan di dunia digital,” jelas Andhika di hadapan delegasi Vietnam.
Wakil Menteri Keamanan Publik Vietnam, Letjen Pham The Thung, menegaskan pentingnya penguatan kerja sama ini, bukan hanya untuk kedua negara, tetapi juga untuk stabilitas kawasan Asia Tenggara.
“MoU yang telah disepakati menjadi pondasi kuat dalam menghadapi ancaman global bersama. Harapan kami, kolaborasi ini bisa melangkah ke tingkat yang lebih tinggi, lebih efektif, dan berkontribusi bagi perdamaian di kawasan,” ujarnya.
Sejumlah poin kerja sama strategis yang disepakati dalam JWG ke-2 ini antara lain:
• Pertukaran informasi dan intelijen melalui mekanisme Hotline
• Penyelenggaraan seminar dan lokakarya tematik, termasuk terkait pemanfaatan teknologi AI oleh jaringan teroris
• Peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan riset bersama
• Kolaborasi di forum multilateral seperti SOMTC, INTERPOL, ARF
• Penguatan kerja sama penegakan hukum lintas negara
Pertemuan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat diplomasi keamanan dan melindungi masyarakat dari ancaman terorisme yang kian kompleks di era digital. (him/rmp)