Kampanyekan Go Green, Iduladha di UMM Daging Kurban Dibungkus Daun Singkong dan Talas

Panitia Kurban UMM sedang memasukkan daging kurban ke dalam besek dengan menggunakan daun singkong. (Rohim Alfarizi)

BACATODAY.COM – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sudah 4 tahun ini setiap Hari Raya Idul Kurban daging kurban tidak lagi dibungkus dengan menggunakan plastik. Namun tim kurban UMM menggunakan besek, daun talas, dan daun singkong sebagai bungkus daging kurban. Hal itu merupakan salah satu upaya Kampus Putih untuk mengkampanyekan Green Qurban.

“Ini menjadi bentuk komitmen kita untuk menjaga kelestarian lingkungan. Begitupun juga sebagai dakwah kita agar diikuti oleh banyak orang. UMM sudah melakukan ini sejak beberapa tahun belakangan dan alhamdulillah disambut baik. Ini menjadi tradisi yang harus terus dijalankan,” ujar Ketua Panitia Kurban UMM Abdus Salam, S.Sos., M.Si., Senin (17/6/2024).

Lebih lanjut Abdus Salam mengatakan, Green Qurban ini juga sejalan dengan berbagai istilah di Muhammadiyah seperti kader hijau Muhammadiyah dan juga ayat-ayat hijau. Keduanya menjadi cara Muhammadiyah untuk turut menjaga bumi. Selain itu, kurban dengan cara ini juga sesuai dengan SDG’s yang UMM sedang galakkan belakangan ini.

Ke depan, Salam berharap Green Qurban di UMM dapat menginspirasi masyarakat untuk turut mengubah kebiasaan penggunaan plastik dalam proses distribusi daging kurban.

“Ini juga bisa dijadikan dasar untuk pemerintah dalam menyediakan perda atau imbauan dalam pelaksanaan Green Qurban, sehingga semakin banyak warga yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan bumi,” jelasnya.

Tahun ini, Masjid Fachruddin UMM mendapatkan hewan kurban kambing 19 ekor, lima ekor domba, dan 12 ekor sapi. Jumlah ini bisa bertambah karena masih ada beberapa hari penyembelihan. Kurban juga distribusikan ke beberapa wilayah, termasuk Sumbawa.

Terkait penggunaan daun singkong sebagai bungkus daging, tim kesehatan hewan kurban UMM Ir. Ali Mahmud, S.Pt. M.Pt. menjelaskan alasannya.

Menurutnya, daun singkong memiliki senyawa aktif, yakni flavonoid dan fenolik. Keduanya merupakan metabolis sekunder yang dihasilkan oleh tanaman dan memiliki banyak fungsi.

Salah satunya sebagai antioksidan yang mampu emredukses proses oksidasi daging. Sehingga daging bisa tetap segar dalam proses distribusi ke masyarakat.

“Jadi penggunaan daun sebagai bungkus daging tidak hanya untuk menggantikan plastik dan menjaga lingkungan. Tapi juga memberikan manfaat untuk daging agar tetap segar,” terang Ali.

Kampus Putih UMM juga senantiasa memastikan kesehatan sapi dan kambing yang akan disembelih. Menurutnya, semua hewan kurban UMM sudah diperiksa dengan teliti untuk memastikan hewan dan daging kurban aman dikonsumsi.

Pada saat pembelian, pihaknya juga membawa tim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Melihat riwayat peternak, memeriksa usia hewan, dan membeli di peternak terpercaya.

Adapun untuk melihat sehat tidaknya hewan kurban, Ali dan tim telah mengecek beberapa hal seperti tidak adanya luka, air liur berlebihan, mata tidak sayu, bulu tidak berdiri, hingga kuku yang tidak pucat.

“Hewan kurban yang sehat juga bisa dilihat dari pori-pori hidung yang mengeluarkan sedikit cairan. Kami juga mengecek apakah paru-parunya sehat dengan melihat ada tidaknya suara mengorok pada hewan terkait,” tambahnya.

Adapula surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang menjadi salah satu aspek dalam melihat keadaan hewan kurban, baik itu sapi maupun kambing. Ia mengatakan bahwa sapi dan kambing ini sudah dinyatakan bebas dari cacing hati, antraks, dan bahkan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat dipotong dan dilihat, semua jeroan, hati, hingga paru juga bersih dan sehat.

“Jadi memang benar-benar bebas dari unsur-unsur bakterial dan parasit,” tandas Ali mengakhiri.

Pewarta : Rohim Alfarizi

Editor/Publisher: Aan Imam Marzuki