Berikut Kasus Perundungan di Sekolah Sepanjang Tahun 2023 Menurut FSGI

Tindakan bullying itu buruk. (Pexels.com-RDNE Stock project)

BACATODAY.COM – Kasus perundungan yang menimpa siswa di lingkungan sekolah belakangan ini begitu miris, korban tak hanya alami luka batin saja namun juga luka fisik yang begitu berat bahkan hingga meregang nyawa.

Melalui rilis Catatan Akhir Tahun (Catahu) milik Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) diuraikan mengenai meningkatnya kasus kekerasan berupa perundungan di satuan pendidikan sepanjang tahun 2023.

Kasus perundungan ini tak hanya meningkat tapi juga meluas di berbagai wilayah, adapun wilayah kejadian meliputi 12 provinsi yang mencakup di 24 kabupaten/kota, hal ini meningkat karena pada tahun 2022 meliputi 11 Provinsi dengan 18 kabupaten/kota. Berikut ini merupakan rincian wilayah untuk tahun 2023:

1. Kabupaten Gresik, Pasuruan, Lamongan, Banyuwangi dan Biltar (Provinsi Jawa Timur)
2. Kabupaten Bogor, Garut, Bekasi, kota Bandung, Kabupaten Bandung, Sukabumi, dan Cianjur (Provinsi Jawa Barat)
3. Kabupaten Temanggung dan kabupaten Cilacap (Provinsi Jawa Tengah)
4. Jakarta Selatan (DKI Jakarta)
5. Kota Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan)
6. Kota Palangkaraya (Provinsi Kalimantan Tengah)
7. Kota Samarinda (Provinsi Kalimantan Timur)
8. Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong (Provinsi Bengkulu)
9. Samosir (Provinsi Sumatera Utara)
10. Palembang (Sumatera Selatan)
11. Halmahera Selatan (Provinsi Maluku Utara)
12. Kabupaten Muna (Sulawesi Tenggara).

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat sepanjang Januari sampai November 2023 ada lima (5) kasus peserta didik jatuh atau lompat dari Gedung sekolah, dari kasus itu ada empat (4) korban meninggal dunia dan dua (2) korban yang jatuh dari lantai 2 selamat setelah mendapatakan perawatan medis dan kasus terakhir di salah satu SMAN di Kota Bandung yang lompat dari lantai 3 mengalami patah tangan dan tulang.

Kasus pertama
Terjadi pada Januari 2023, dimana seorang siswi SMK Swasta di Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang berinisial S (17 tahun) jatuh dari lantai 4 sekolahnya. Diduga karena bercanda dengan temannya dan terjadi pada pukul 15.30 WIB saat jam pulang sekolah.

Kasus kedua
Terjadi pada 5 Mei 2023 pagi, siswa atas nama BNY ditemukan meninggal dunia tergeletak di lapangan voli sekolah, setelah Diduga melompat dari lantai 8 gedung sekolah tersebut. Dugaan awal adalah korban bunuh diri, karena pihak kepolisian telah melihat rekaman CCTV dan keterangan saksi. Namun pihak keluarga menyatakan adanya kejanggalan dari kejadian tersebut, dan meminta aparat melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Kasus Ketiga
Terjadi pada 26 September 2023, siswi SDN di Jakarta Selatan lompat dari lantai 4 gedung sekolah, yang masih diselidiki polisi hingga saat ini. Adapun dugaan sementara bahwa siswi tersebut mengalami perundungan.

Kasus Keempat
Tidak lama kemudian, tepatnya pada 9 Oktober 2023 dikejutkan dengan siswa SMPN di Jakarta Barat tergelincir dari lantai 4 gedung sekolah saat jam istirahat. Korban menurut teman-temannya keluar melalu jendela kelas yang kemudian terpeleset. Pada kasus 26 September dan 9 Oktober ini, korban dinyatakan meninggal dunia.

Kasus kelima
Terjadi pada 12 Oktober 2023, yaitu peristiwa ada 2 siswa SMAN di kota Bandung yang terjatuh dari lantai 2 gedung sekolah. Diduga, kedua siswa duduk-duduk di pagar pembatas keamanan di lantai 2, sehingga keduanya jatuh. Peristiwa jatuhnya siswa tersebut pada jam rawan yaitu saat jam istirahat.

Keduanya selamat setelah mendapatkan perawatan medis, peristiwa tersebut terjadi saat jam istirahat di mana para guru sedang berada di ruang guru untuk tasyakuran.

Serentetan peristiwa jatuhnya peserta didik dari lantai atas gedung sekolah karena terjatuh maupun lompat, menunjukkan bahwa ada kelemahan pengawasan terutama saat jam istirahat dan gedung sekolah belum aman bagi para peserta didik, perlu ada evaluasi sistem keamanan Sekolah.

Pewarta: Slamet Mulyono

Editor: Tri Wahyu Pujosakti