Tim Pendampingan Universitas Ma Chung Berbagi Tips Penguatan Branding UMKM

Para peserta antusias mengikuti pelatihan Penguatan Branding oleh Didit Prasetyo Nugroho, dosen di program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Ma Chung kepada UMKM di markas Republik Tani Mandiri (RTM), sebuah kelompok tani dan juga UMKM produsen bubuk kopi “Koetjoer" yang berlokasi di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Sabtu (2/12/2023) pekan lalu. (Trianom Suryandaru/Ma Chung)

BACATODAY.COM – Saat ini branding produk UMKM merupakan faktor penting untuk peningkatan penjualan suatu produk. Pelaku UMKM perlu mengetahui mengenai branding produk yang merupakan ilmu wajib setiap pelaku usaha, apalagi di era digital seperti sekarang. Berangkat dari aspek ini, tim pendampingan UMKM dari Universitas Ma Chung menggelar kagiatan Bertajuk “Branding dan Digital Marketing untuk UMKM,” di markas Republik Tani Mandiri (RTM), sebuah kelompok tani dan juga UMKM produsen bubuk kopi “Koetjoer” yang berlokasi di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Sabtu (2/12/2023) pekan lalu.

Pada kegiatan itu, para pelaku UMKM mendapat kesempatan berlatih memperkuat branding mereka dari tim pendampingan UMKM Universitas Ma Chung. Selain para anggota RTM, acara ini juga diikuti beberapa pelaku UMKM dan kelompok tani dari daerah-daerah lain di Malang Raya, seperti Sukun, Janti, Sumberdem (Wonosari), dan lainnya.
Materi digital branding kali ini mencakup segi visual, yang disampaikan Didit Prasetyo Nugroho, S.Sn., M.Sn., seorang pakar fotografi dan videografi serta dosen di program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Ma Chung.

Didit memberikan wawasan yang mendalam mengenai strategi branding dan pemasaran digital dengan fokus pada pemanfaatan media sosial dan gadget yang dimiliki untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat. “Media sosial harus kita gunakan bila kita memiliki produk, baik itu untuk menciptakan awareness maupun untuk berinteraksi dengan customer,” ujarnya.

Acara ini dirancang dengan dua sesi utama. Sesi pertama mencakup penyampaian materi selama satu jam oleh Didit, yang kemudian diikuti oleh tugas bersama untuk merencanakan konten digital. Sementara sesi kedua mengajak peserta secara langsung terlibat dalam proses pembuatan konten di kebun kopi milik Supardi, yang meskipun mengaku kurang akrab dengan gadget, dengan penuh semangat mengikuti acara tersebut.

Trianom Suryandaru, salah satu anggota tim penyelenggara kegiatan yang telah mendampingi RTM Koetjoer sejak pertama berdiri, menekankan pentingnya mengenali nilai produk, khususnya kopi, dan menggunakan sosial media untuk ikut menggambarkan semangat hidup dari petani yang menanamnya.

Para peserta pelatihan branding UMKM Universitas Ma Chung terjun ke kebun kopi milik Supardi untuk membuat konten. (Trianom Suryandaru/Ma Chung)

“Benar, seringkali kita menikmati produk pertanian tanpa menyadari sepenuhnya bahwa ada orang-orang bersemangat di balik pembuatan produk tersebut. Apakah tidak ironis bahwa pada gelas kopi dari waralaba internasional hanya tertera nama pembeli, sementara nama petani yang dengan penuh semangat merawat kopi tersebut tak pernah diketahui oleh konsumen?,” ucapnya.

Sementara pada sesi pembuatan konten, para peserta didampingi oleh Brilly dan Nino, dua mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Ma Chung. Kedua pendamping ini memberikan panduan kepada peserta sampai ke tahap presentasi hasil karya setelah konten selesai dibuat.

Bagi peserta, kegiatan ini sangat menarik dan terasa sangat bermanfaat untuk promosi produknya. Seperti diungkapkan Erina, salah seorang peserta dari desa Srimulyo. “Saya sangat beruntung bisa mengikuti kegiatan ini. Tapi sayang, acaranya kurang panjang, karena semua materinya memang berbobot,” kata Erina dalam sesi evaluasi.

Acara ini merupakan bagian dari inisiatif Pendampingan UMKM yang disokong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Universitas Ma Chung, yang termasuk salah satu dari 80 universitas swasta terpilih di Indonesia, meraih hibah pendampingan UMKM pada tahun 2023.

Selain mendampingi Republik Tani Mandiri, UMKM lain yang turut dibimbing oleh Universitas Ma Chung adalah O’O Suwaru, seorang produsen keripik buah. Harapannya, pelatihan ini akan membuka peluang baru bagi UMKM di Desa Kucur, meningkatkan daya saing mereka, serta memberi kontribusi positif bagi perekonomian Kabupaten Malang.

Pewarta : Nedi Putra AW