Baru Terpilih Menjadi Koorpresnas BEM PTMI : Yogi Syahputra Merespon Debat Seri Kedua Para Cawapres

Yogi Syahputra Al Idrus (Koordinator Presidium Nasional BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia). (ist)

BACATODAY.COM – Jumat (22/12) malam, seluruh warga Indonesia diperlihatkan adu argumen antara Cawapres yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Tema yang diusung dalam debat seri kedua yaitu mengangkat tema “Ekonomi Kerakyatan, dan Digital, Keuangan Investasi, Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.

Adu argumen dalam debat tersebut merupakan cara pandang dari warga negara untuk melihat siapakah pemimpin yang benar-benar memperhatikan masyarakat nya khususnya bicara soal Ekonomi Kerakyatan. Hal yang paling krusial didalam perdebatan tersebut ialah berbicara soal Infrastruktur pemindahan IKN.

Menurut Gibran, pasangan dari capres Prabowo, menyatakan bahwa pemindahan IKN bukan hanya berbicara soal pembangunan perekonomian, tapi lebih jauh dari itu IKN adalah kebijakan yang dapat memeratakan sektor perekonomian, dan dapat melanjutkan pembangunan yang Sustanble. Hal ini karena Gibran menyebut anggaran IKN tidak sepenuhnya di tanggung APBN. Di sisi lain Mahfud MD membahas soal belum adanya investor dari kebijakan IKN itu sendiri sedangkan Muhaimin Iskandar membuat grand design infrastruktur dengan membangun 40 kota baru.

Bukan hanya bicara soal Infrastruktur, ketiga Cawapres pun menuturkan terkait Permasalahan Ekonomi di Indonesia dan bagaimana menghadapinya. Salah satu Cawapres seperti Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa mafia dalam perdagangan di Indonesia haruslah diberantas sampai ke akar-akarnya, di sisi lain mengurangi angka pengangguran yang saat ini mencapai 8 juta jiwa. Cak imin pun menambahkan bahwa akan membuat program kredit usaha anak muda dengan menggunakan 5 persen APBN, sekitar Rp150 triliun dan isu yang dibahas masih banyak lagi seperti permasalahan UMKM, Internet Gratis, dan isu perkotaan lainya. Sedangkan menurut Mahfud MD membawakan gagasan permasalahan ekonomi seperti banyaknya korupsi yang marajela, memanfaatkan ‘diplomasi ekonomi’ dengan negara-negara lain, melakukan perdagangan untuk mengintegrasikan perdagangan nasional ke perdagangan global, membuat regulasi agar upaya perdagangan tidak diblokir atau dicurangi pelaku ekonomi yang mempunyai kedekatan dengan pejabat publik.

Berbeda dengan Paslon 02 Gibran Rakabuming Raka yang memfokuskan visi nya yakni Pemerataan Ekonomi, Membuka Lapangan Pekerjaan, dan tatkala penting yakni Membuat hilirisasi baik dari segi pengembangan ekonomi, pendidikan bahkan gibran membahas soal SGIE yang hal tersebut ia pertanyakan kepada paslon 01 yakni Muhaimin Iskandar.

Dari beberapa gagasan yang dibangun oleh para Cawapres, Kordinator Presidium Nasional BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia Yogi Syahputra Alidrus menanggapi seluruh gagasan yang dibangun oleh ketiga Cawapres tersebut. Menurut Yogi, di dalam pemaparan setiap Cawapres sangatlah subtansial tetapi tidak hanya sebatas retorika saja harus memiliki solusi kongkrit untuk meningkatkan pertumbuhan/perkembangan ekonomi, perkembangan infrastruktur secara merata, peningkatan daya saing perdagangan bangsa terhadap perdagangan internasional.

“Tentunya itu tidak luput dukungan dari faktor sumber daya manusia yang kita miliki, tetapi peningkatan untuk sumberdaya manusia itu sendiri luput dari pembahasan visi misi para Cawapres mengingat indonesia memiliki banyak sumber daya manusia tetapi lagi-lagi fakta yang kita lihat bahwa anak bangsa pun tidak bisa bersaing dengan pendatang yang hadir di indonesia,” terangnya.

Maka dari itu, lanjut dia, yang dibutuhkan adalah kebijakan-kebijakan yang semestinya secara jelas dipahami oleh masyarakat untuk meningkatkan segala sektor yang ada di indonesia, bukan hanya program-program yang dapat meredam persoalan di masyarakat yang mungkin lagi-lagi hanya sebatas harapan tetapi tidak direalisasikan secara maksimal.

“Semoga dengan Debat Seri Kedua ini, para Cawapres dapat benar-benar melakukan kebijakan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga tidak menimbulkan ketimpangan yang terjadi di berbagai lingkungan khususnya berbicara soal masalah ekonomi,” paparnya. (yog)