BNPT Tegaskan Ancaman Radikalisme Masih Nyata: FKPT Diminta Jadi Garda Depan Pencegahan di Daerah

Kepala BNPT Komjen. Pol. Eddy Hartono, S.I.K., M.H., dalam acara Rakernas Ke-XII FKPT dan Pelantikan Pengurus FKPT Masa Bakti 2025-2027 di Jakarta. (ist)

BACATODAY.COM – Meskipun Indonesia telah menikmati situasi “zero attack terrorism” dalam tiga tahun terakhir, ancaman radikalisme ternyata belum usai. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Eddy Hartono, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa proses radikalisasi masih terus berlangsung, terutama melalui platform digital yang menyasar generasi muda.

Pernyataan itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-XII Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) serta pelantikan pengurus FKPT masa bakti 2025–2027 di Jakarta, Rabu (23/4/2025). Dalam kesempatan tersebut, Eddy menekankan pentingnya peran FKPT sebagai garda terdepan dalam pencegahan paham radikal di daerah.

“Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 menegaskan bahwa pencegahan terorisme adalah kewajiban negara. FKPT dibentuk sebagai implementasi dari mandat tersebut,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia mendorong FKPT untuk aktif menjalin sinergi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) demi memperkuat langkah pencegahan secara menyeluruh dan berkelanjutan di wilayah masing-masing.

“FKPT harus mampu membaur dan berkoordinasi erat dengan Forkopimda agar upaya deteksi dini dan pencegahan radikalisme berjalan efektif,” tambahnya.

Kepala BNPT juga menyoroti pentingnya peran FKPT dalam menjadi sumber informasi sekaligus penyaring data di lapangan. “FKPT harus menjadi pusat informasi, melakukan deteksi awal, dan memetakan wilayah rawan radikalisme agar intervensi bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” ujarnya.

Ketua FKPT Sulawesi Tenggara, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, M.H.I., turut menyerukan kesiapsiagaan seluruh pengurus FKPT dalam menjaga stabilitas ideologis bangsa. Ia optimistis kolaborasi dengan pemerintah daerah akan mendapat dukungan penuh.

“Kami yakin, setiap daerah pasti ingin aman. Maka koordinasi adalah kunci. Kita harus mampu mencegah sejak dini agar tidak berkembang menjadi tindakan radikal terorisme,” ujarnya.

FKPT kini diharapkan tak hanya sebagai pelengkap kebijakan, namun benar-benar menjadi pelaku utama dalam menjaga Indonesia dari infiltrasi ideologi ekstrem yang terus berkembang. (him/yog)