Rani Jambak dan Kincia Aia: Pertemukan Teknologi Leluhur dengan Kreativitas Modern di ICAD 2024

Rani Jambak kembali dengan instalasinya yang inovatif, Kincia Aia: Malenong M(A)so dalam acara ICAD 2024. (Ist)

BACATODAY.COM – Seniman dan komposer Indonesia, Rani Jambak, kembali mencuri perhatian di ajang Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) 2024 dengan instalasinya yang inovatif, Kincia Aia: Malenong M(A)so.

Acara yang berlangsung dari 10 Oktober hingga 10 November 2024 di Hotel Grandkemang, Jakarta Selatan ini, menampilkan karya dari 74 seniman dan terbagi dalam tujuh kategori.

Menyentuh Kembali Akar Budaya

Kincia Aia menggabungkan kincir air tradisional Minangkabau dengan elemen musik dan teknologi digital. Instalasi interaktif ini mengajak pengunjung untuk terlibat langsung, memainkan alat musik tradisional seperti talempong dan balok kayu, yang menghidupkan suasana dengan suara yang dihasilkan dari interaksi sensorik digital.

“Karya ini adalah jembatan untuk menghubungkan kita kembali dengan alam dan budaya leluhur. Saat kincia aia mulai menghilang, itu pertanda lingkungan kita sedang tidak baik,” jelas Rani

Apresiasi dari Menteri Parekraf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memberikan pujian terhadap karya ini. “Ini keren banget! Harus dibawa ke desa wisata untuk menarik minat masyarakat,” kata Sandiaga.

Dari Musik ke Instalasi Interaktif

Kincia Aia sebelumnya adalah instrumen musik yang diciptakan Rani dalam program Musicians in Residence oleh British Council. Kini, dengan dukungan yang sama, karya ini berevolusi menjadi instalasi yang mendalam dan interaktif.

Melestarikan Warisan Budaya

Kincia aia, yang telah digunakan selama dua abad di Minangkabau, kini terancam punah akibat perubahan lingkungan.

“Saya kesulitan menemukan sungai dengan arus deras untuk memutar kincir. Ini jelas menunjukkan ada yang salah dengan lingkungan kita,” kata Rani.

Menjaga Kearifan Lokal

Rani Jambak, yang dikenal sebagai “pemburu suara”, mengolah suara lingkungan menjadi karya musik unik. Karya-karyanya telah mengantarkannya ke panggung internasional, termasuk meraih penghargaan The Oram Awards.

Instalasi Kincia Aia bukan hanya visual yang memukau, tetapi juga refleksi atas krisis lingkungan. Rani akan menggelar pertunjukan Malenong (M)aso pada 19 Oktober dan sesi Public Lecture pada 21 Oktober.

Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan

Setelah ICAD 2024, Rani akan tampil di Mutual Mentorship for Musicians Festival di New York. Karya ini menjadi relevan, menyatukan tradisi dengan teknologi modern untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi generasi muda.

Karya Rani mengajak kita untuk merayakan kecerdasan leluhur dan memahami pentingnya menjaga warisan budaya agar tetap hidup di era modern.

Editor: R M Prayoga