Konsorsium Universitas di Indonesia dan Eropa Bertemu di Finlandia, Bahas Project Penanggulangan Limbah Makanan

Sesi evaluasi program yang dipimpin Elina Närvänen dari Tampere University, Finlandia. (Dok. Univ. Ma Chung)

BACATODAY.COM – Perwakilan dari konsorsium lima universitas di Indonesia dan tiga universitas di Eropa menghadiri kegiatan penting di Tampere, Finlandia, kota terbesar ketiga di Finlandia. Dalam pertemuan yang dihelat pada tanggal 12-14 Desember 2023 ini, perwakilan dari berbagai universitas internasional tersebut berkumpul di Ruang Paidia, bagian dari Nokia Arena, Tampere University, untuk membahas dan mengevaluasi program In2Food Project selama tiga tahun terakhir. Lima universitas di Indonesia yang tergabung dalam konsorsium tersebut antara lain Universitas Ma Chung Malang, Universitas Prasetiya Mulia, Universitas Pembangunan Jaya, Universitas Bina Nusantara, dan Universitas Katolik Parahyangan. Sementara dari Eropa terdapat Tampere University (Finlandia), Ghent University (Belgia), Hotelschool the Hague (Belanda).

Meskipun dihadapkan dengan cuaca dingin Tampere yang mencapai -5 derajat Celsius dan salju yang turun dengan intensitas tinggi, semangat perwakilan dari universitas-universitas di Indonesia ini tetap tinggi. Kegiatan ini merupakan rangkaian konferensi penutupan untuk program In2Food Project yang telah mereka jalankan selama tiga tahun. In2Food Project adalah proyek multidisipliner yang terdiri dari banyak program dengan tujuan besar menanggulangi persoalan limbah makanan (food waste). Selama tiga tahun ini, proyek yang didanai oleh Erasmus+ ini terdiri dari program-program seperti modernisasi 30 mata kuliah di semua universitas anggota konsorsium, penyelenggaraan summer camp selama 2 minggu tentang limbah makanan di Bali, kompetisi proposal penanganan food waste yang diselenggarakan di Bandung dan Jakarta, pendirian pusat penelitian, penyiapan sebuah program magister yang berfokus kepada upaya-upaya berkelanjutan, termasuk mengurangi limbah makanan, penyiapan modul perkuliahan online yang bisa diakses siapa saja dengan tema-tema terkait pengelolaan sampah makanan, dan lain-lain.

Pada hari pertama kegiatan ini, perwakilan universitas melakukan peninjauan menyeluruh terhadap program-program In2Food yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran tentang food waste. Pada hari kedua, para peserta melakukan evaluasi sekaligus mencatat lesson learned dari berbagai program ini melalui sebuah metode “learning cafe.” Dan acara ditutup pada tanggal 14 Desember 2023 dengan sebuah konferensi hybrid bertajuk In2Food Closing Conference.

Sekitar 300 peserta mendaftar untuk mengikuti In2Food Closing Conference yang diadakan secara hybrid itu. Konferensi ini dipimpin oleh koordinator proyek Dr. Johanna Renny Octavia dari Universitas Katolik Parahyangan. Terdapat dua pembicara kunci dalam acara ini, yang salah satunya adalah Dr. Ratu Silvy Gayatri, Duta Besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia, yang memberikan catatan panjang lebar mengenai upaya-upaya Indonesia dalam mengupayakan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan prestasi yang saat ini telah dicapai. “Pencapaian SDGs Indonesia saat ini sudah mencapai 60%, lebih baik dari rata-rata negara di dunia,” ujar Dr. Ratu Silvy Gayatri.

Pembicara kunci kedua adalah Jenni Vainioranta, seorang ahli dari Consumer’s Union of Finland yang menyampaikan hasil-hasil penting dari upaya pengelolaan sampah makanan dari dua program yang pernah diselenggarakannya di tingkat nasional dan untuk Uni Eropa. Selain dua pembicara kunci, terdapat juga pengisi konferensi yang masing-masing menyampaikan hasil temuan dan lesson learned dari beberapa aspek kegiatan. Para penyaji ini adalah perwakilan dari Ghent University, Universitas Pembangunan Jaya, Universitas Ma Chung, Universitas Parahyangan, dan Hotelschool The Hague.

Di sela laporan dari para penyaji utama, terdapat pula testimoni dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek multitahun ini. Termasuk di antara para pemberi testimoni ini adalah para mahasiswa yang terlibat dalam lomba, summer camp, serta modernisasi mata kuliah, salah satunya seperti diutarakan Jennifer dari Universitas Ma Chung.
“Program modernisasi mata kuliah dan kompetisi ini membekali saya dengan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menjadi agen perubahan, khususnya terkait penanganan limbah makanan,” ungkapnya.

Sementara Dr. Nina Mesiranta, penanggung jawab dari kegiatan di Tampere University ini berharap kerja sama yang sudah berlangsung lama ini tetap bisa dilanjutkan dengan program-program lain yang mendukung pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan lainnya.

Pewarta/Editor : Nedi Putra AW
Publisher : Rahmat Mashudi Prayoga